Friday, July 25, 2014

A little Story : From Bintaro to Bogor

Lama nggak nulis di blog, akhirnya keinginan buat nulis muncul jugan. A ku mau sedikit share nih tetntang pengalamanku di  sebulan yang lalu , tepatnya tanggal 7 Juni . Walaupun pengalamanku waktu itu singkat banget, tapi banyak hal posirtif yang aku dapet :D, hal positif yang bisa buat pemikiranku semakin terbuka ^.^.~

Bintaro-Bogor, 7 Juni 2014
Sebuah perjalanan yang telah direncanakan jauh-jauh hari oleh kelasku akhirnya terealisasi. Awalnya aku berencana untuk tidak ikut karena suatu hal. Hal yang membuatku merasa buruk akhir-akhir itu. Aku sudah berbicara pada korlak acara, namun ada hal yang ia katakan kepadaku dan membuatku terus ingat. Inti dari perkataannya

"Aku gak bisa beri kamu nasihat karena kamu sudah menutup dari orag lain,ibarat segelas air yang di  tutup kalo di tambahi air malah makin tumpah. Aku sih maunya kamu tetep ikut,  aku pengen sekelas  bisa ikut"

Sempet terhenyak (bahasanya -.-) denger kata-katanya, aku bilang untuk mikir lagi dan keputusannya aku jadi ikut. 

continue to the next page...

Monday, May 12, 2014

Apa Kabar 'Dolanan' ?

Malam-malam, istirahat bentar sambil nge-blog lagi. Sedikit  menghilangkan rasa jenuh belajar pajak plus gak bisa tidur gara-gara minum kopi ._.  , besok UTS hiks T.T. Semoga apalan nih gak ada yg lupa,,huooo ( kata pak dosen harus rileks)
Sambil ditemenin sama s*ai ol*ai (merk gak boleh disebutin), soal-soal paja k+ manajemen  yang bertebaran , buku pajak + manajemen, alat tulis dan nunggu teman bales wa ( daritadi gak bales-bales #curcol) . Aku mau ngebahas tentang mainan masa kecil atau yg akrab dipanggil dolanan , kalo ingat kata itu jadi ingat mainan tekong-tekongan, kotak pos, selebur, boy-boyan , benteng-bentengan , engkle , bekel, dakon, dll . Berbahagialah aku dan anak-anak yang lahir di generasiku dan generasi sebelumnya. Kita semua masih sempet ngerasain  yang namanya mainan tradisional ,kalo dibandingin sama generasi sekarang entah kenapa beda banget. Jaman sekarang, anak kecil hampir semua pegangannya gadget bahkan ada yang dari balita udah dibiarin buat main gadget . Mungkin maksudnya ngenalin teknologi ke anak tapi jadinya malah salah sasaran , anak-anak justru pakai gadget buat main game dan lama-lama addicted  sama tuh gadget . Jadi ,ingat cerita salah satu dosen di kampus, beliau pernah cerita ketemu anak kecil yang bawa gadget senilai 25-jutaan dan gadget itu cuma dibuat main game (sayang sekali, mahal-mahal cuma dibuat main game -.- ).

Sebenarnya aku sedih ngeliat nasib si dolanan ini, jaman sekarang susah banget liat anak-anak kecil yang main engkle, benteng-bentengan, boy-boyan, pate lele, dll. Mereka lebih asik sama gadget masing-masing dan satu hal yang buat aku miris, game yang mereka mainkan gak sesuai sama usia mereka. Usia mereka masih dini tapi sayangnya udah di cekoki sama game-game yang berbau kekerasan dan konte-konten buruk lainnya.Dari sudut pandangku, perkembangan dan kemajuan teknologi bukanlah penyebab utama tergerusnya nilai-nilai tradisional  tetapi kelalaian akan dinamika perkemabangan zaman yang jadi pemicunya. Manusia lalai dengan kehidupan modern yang serba instan yang justru memicu individulisme.

 Back to dolanan..., terlihat banget perbedaan permainan yang dimainkan anak-anak saat ini dengan anak-anak tempo dulu. Anak-anak zaman sekarang dengan gadget mereka masing-masing tinggal duduk diam sendiri mencet-mencet tombol atau layar buat mainin game dan gak memerdulikan lingkungannya , pokoknya harus high score. Bandingkan dengan masa-masa kejayaan dolanan, semua permainan tempo dulu pasti gak bisa dimaini sama satu orang pasti harus rame-rame, kalo gak rame gak seru dan rasanya anyep. Dari rame-rame inilah anak-anak kecil membagun karakter mereka, kerja sama dan rasa empati  mulai terlatih. Selain kerja sama dan rasa empati ditumbuhkan dari permainan tradisional anak-anak juga belajar tentang sportivitas dan bagaimana menerima .Semua permaina  tradisional pasti ada yang menang dan ada yang kalah, berbeda dengan permainan zaman sekarang yang bisa dimainin sendiri, toh intinya harus dapat high score. Hal-hal yang terlihat sepele ini yang justru dapat jadi boomerang buat mereka kelak ketika sudah dewasa karena semenjak kecil ,mereka sudah terbiasa dengan individulisme padahal kehidupan ketika dewasa adlaah kehidupan yang kompleks dan gak mudah untuk diatasi sendiri aslah satu contohnya adalah dunia perkuliahan san kerja yang pastinya menuntut koordinasi dan integritas.

Dari sini, semua pihak tidak hanya orang tua dan pendidik saja tetapi seluruh masyarakat (termasuk generasi kita) memberikan perhatian kepada masalah ini. Jangan sampai anak-anak kehilangan wadah mereka untuk mengembangkan kepribadian yang lebih baik dan justru terjeremus dalam sikap apatis. Saat ini, kita haru bisa menyelaraskan antara kesenangan mereka dan teknologi. Menurutku  untuk menyelaraskan hal ini, pembatasan penggunaan gadget dapat dilakukan , anak-anak tetap di perkenalkan dengan teknologi sesuai dengan kapasitas mereka ( seperti mengakses situs atau aplikasi pendidikan, menggunakan panggilan telepon khususnya panggilan darurat serta hal-hal postof lainnya) dan proses unruk melatih kepribadian mereka dapat dilakukan melaui permainan tradisional . Walaupun itu hal yang tidak mudah tetapi jika kita perduli akan pribadi generasi yang akan datang, pasti hal itu dapat kita lakukan. Ingat , semua perubahan pasti butuh proses. 

Kesimpulannya, dengan mengabungkan si dolanan dan teknologi, nilai-nilai tradisional, kepribadian postif, kecepatan komunikasi dan informasi dapat disampaikan kepada anak dan kita sebagai generasi terdahulu tidak perlu say goodbye sama permainan kecil kita.Jangan pernah biarkan nilai-nilai dari bangsa ini tergerus akibat kelalaian yang kita perbuat .

Sekian dari saya, maaf kalo ada yng gak nyambung (entah itu tulisan atau bahkan judul) karena ngantuk dan otak lagi dipenuhi sama UTS. Dadaaa.......

Saturday, April 19, 2014

A little love letter

My mom...
She is superwoman
She knows everything about me and really patient
She is one of my biggest supporters

My dad...
He is such a multitalent person
He can read my mind without asking me first
He is one of my biggest supporters

Both of them...
They are really precious
No one can replace them
They are my love,they are my bestfriend ,they are everything to me
And,they won't ever leave me behind

Whenever I need someone to listen to my story, they always appear and let me telly everything.
They listen to me, they are my best best friend.
Whenever I feel numb and lonely,they always appear and give me streght.
They support me,they are my love

Nobody can't replace them in my heart 'cause they are everything to me. The love they have given me since I was born. There is no doubt about it.
I love then very much. They are the only persons I have. When everyone started to leave me , they keep standing beside me and hold my hand tightly.
They are the only persons I can trust in this world. I feel so honored being their daughter.
I promise I wont ever make them worry and dissapointed. They have given to me too much and this is time I will repay their kindness eventhough I know it wont ever be enough.
Because their love is everlasting ♥.
I love you my mom and dad. I wish we could meet again in jannah

Wednesday, March 12, 2014

Kaki-kaki cilik menantang jaman

Sembilan Maret 2014, sekitar pukul 13.50 .Saat itu cuaca di kota Surabaya sedang terik-teriknya dan seperti biasa macet jadi makanan sehari-hari. Aku yang sedang dalam perjalanan dari mengambil konsumsi untuk teman-teman panitia sebuah acara dengan salah satu temanku yg sedang mengendarai mobil melewati perempatan di daerah Ngagel.

Lampu merah menghentikan perjalanan kami , di waktu yang singkat itu kaki-kaki cilik berjalan menyusuri sela-sela jalanan yg dipenuhi dengan kendaraan . Kaki-kaki cilik itu dengan kekuatannya melawan panas berhenti dari satu mobil ke mobil yg lain.Seorang anak kecil menghampiri mobil yg sedang aku tumpangi ,ia berusaha menjajakan dagangan miliknya kepada kami ,tapi ada satu hal dari anak itu yg membekas di hati. Senyuman,terbesit rasa sedih dan miris melihat hal itu. Seorang anak kecil dengan kekuatan yg ia miliki berusaha melawan kerasnya kehidupan.Jujur,rasanya nggak kuasa untuk melihat hal itu. Seharusnya anak seumuruan dia istirahat dirumah setelah pulang sekolah,bermain dengan teman atau mengerjakan pr bersama teman tapi... karena jaman yg sudah tidak memiliki toleransi, ia berusaha mencari rizqi di siang bolong. Dengan senyum yg merekah berjalan dari satu mobil ke mobil yg lain sembari membawa dagangan.

Anak anak kecil yg berusaha melawan kerasnya jaman, tidak sepatutnya mereka seperti itu, jalan mereka untuk menjadi pribadi yg matang secara moral,agama dan intelektual masih panjang, tapi jaman sudah lebih cepat merebut hak-hak mereka .Kaki kaki cilik yg menantang zaman dengan memikul tanggung jawab yg seharusnya bukan milik mereka harus mencari nafkah atas alasan keterbatasan dan kemiskinan ,Bukankah mereka dilindungi UU? Bukankah UUD juga sudah menjelaskan dengan pasalnya? Mereka adalah anak bangsa,mereka adalah aset yg tak ternilai untuk bangsa ini.

Bangsaku,inikah potret kehidupan yg kau miliki?

#think fast,act fast. Kita,para generasi muda dengan segala kreativitas dan inovasi yg kita miliki adalah roda penggerak kehidupan bangsa. Kita yg menentukan apakah roda itu akan bergerak maju atau mundur. Semua anak bangsa adalah sama,kita punya hak dan kewajiban yg sama. Hak untuk memperoleh pendidikan yg layak dalam segala aspek dan kewajiban untuk mengembalikan martabat bangsa ini. Let's save street children, they are precious, they are our family .

Saturday, January 11, 2014

Welcome in Europe :Jilbab, Ini identitasku !

Assalamualaikum...
Akhirnya zaman-zaman gabutku di kampus udah berakhir yeah ^_^! tapi masih sempet-sempetnya nulis di blog. Entah kenapa ada perasaan yang mendorong buat nengokin blog sebentar sekalian corat-coret.
Berjalan diatas Cahaya dan 99 Cahaya di langit Eropa karya Hanum Salsabiela Rais berserta suami dan kawan-kawannya ngingetin aku sama salah satu kejadian batin yang dialami sekitar satu setengah yang lalu di Eropa, perasaan batin yang nggak akan pernah dilupakan seumur hidupku dan bakal dikenang selamanya.
Memang sih kejadiannya simpel banget tapi bagi aku ,ini sebuah titik permulaan untuk berubah menjadi identitasku yang sebenarnya. Ya, identitasku sebagai seorang muslimah yang sesungguhnya.
Awalnya memang sekedar mencari tempat ibadah umat muslim di Freiburg, kota yang punya julukan kota terhangat di Jerman sekalian cari tempat sholat jum'at buat teman-temanku yang cowok. Naik Littenweiler dari halte dekat Jungendheberge turun di banhof habis itu naik Strassenbahn yang huruf depannya R (udah lupa namamya >,<). Dalam perjalanan aku penasaran banget gimana bentuk masjidnya ya?gede atau nggak?atau malah segede masjid yang ada di Berlin?(Soalnya waktu itu di Goethe ada pameran foto masjid dan aku lihat gede ya masjidnya) akhirnya Strassebahn berhenti di sebuah halte, seingatku hanya aku, empat orang temanku, guru pendampingku dan guru pendamping dari Bosnia yang ada di halte itu. Setelah itu kita jalan nggak jauh dari halte dan nemui sebuah bagunan yang mirip rumah bercat hijau. Waktu itu aku heran , mana masjidnya?dan nggak disangka bangunan yang bercat hijau itulah masjid.Seingatku di Jerman memang tidak mudah membangun rumah apalagi masjid tapi gimanapun juga Allah Swt ialah Yang Maha Kuasa dan jika Dia berkehendak terjadilah maka terjadilah.
Majid itu memiliki dua tingkat, tingkat pertama di khususnya untuk pria dan wanita berada di lantai dua disebelah masjid juga ada toko yang menjual barang-barang(kayaknya makanan halal, alat ibadah dll). Aku, guru pendampingku dan dua orang teman perempuanku naik kelantai dua, disaat yang sama sedang dilangsungkan belajar mengaji bersama ,jadi ingat jaman masih kecil belajar ngaji di masjid , aku juga ketemu sama salah satu anak kecil yang cantik banget (kayaknya dia orang Turki atau mix Turki-Jerman). Subahanallah , aku salut banget sama anak-anak yang belajar mengaji disana ,mereka tetap mempertahankan jati diri mereka sebagai seorang muslimah di sebuah negara sekuler yang mengagung-agungkan asas Liberalisme.Tidak lama kemudian Ustadzah di masjid itu datang dan kami semua bersalaman dengan beliau. Beliau bercerita banyak hal tentang muslim di Freiburg (waktu itu bahasa jerman masih belepotan banget) dan bahwa orang tuanya berasal dari Turki tetapi beliau dilahirkan dan dibesarkan di Freiburg .Subahanallah, Kuasa Allah Swt memang dahsyats, beliau lahir dan besar di Jerman tapi tetap bisa menjaga identitas beliau sebagai seorang musliman ditengah peradaban bebas yang dianut Jerman, pasti tidak mudah untuk beliau apalagi dengan adanya sentimen negatif dunia barat terhadap Islam beliau tetap mempertahankan identitasnya sebagai muslimah .Sedangkan aku ? jujur aku malu banget waktu itu kalo ngeliat diri sendiri , nggak jilbaban padahal lahir dan besar di negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia . Mana identitasku? katanya aku muslimah tapi tidak ada identitas yang melekat pada diriku. Alhamdulillah di negara sekuler ini aku mendapatkan sebuah pencerehan tentang menjadi seorang muslimah.
Tak lama setelah itu, kami berpamitan dengan Ustadzah karena kami punya janji dengan teman-teman yang lain dan nggak disangka beliau memberikan kami semua masing-masing sebuah Alquran, dan yang aku yakini saat itu,Alquran ini oleh-oleh terbaik yang pernah ada. Aku berjanji,jika Allah Swt memberikan ku kesempatan lagi untuk ke Jerman atau Eropa, masjid ini akan menjadi salah satu tujuan must-visit ku.
Tidak hanya pengalamanku berkujung ke masjid, salah satu temanku dari Indonesia pernah bertanya kenapa kamu nggak jilbaban ? waktu itu speechless banget nggak tau harus gimana terus temanku yang lain mengatakan karena belum siap kan sayang nanti kalo di lepas lagi, aku tau alasan seperti itu bukanlah alasan yang benar karena gimanapun jilbab itu wajib .Ditambah lagi dengan pertanyaan temanku yang berasal dari Uzbekitan yang berdarah Rusia, dia juga menanyakan hal yang sama dan kembali lagi aku speechless.
Setelah kembali ke tanah air ,aku merenungkan semua pengalaman yang aku dapatkan disan tentang identitasku dan jilbab dan dengan Bismillah, setelah aku rampungaka unasku aku akan berjilbab karena Jilbab, ini Identitasku.

“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang-orang mukmin: ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal dan oleh karenanya mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [Qs. Al-Ahzab: 59].

“…Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya…” [QS. An-Nuur 24:31]
 
 “Wanita-wanita (ketika turun ayat tersebut) segera mengambil kain sarung mereka, kemudian merobek sisinya dan memakainya sebagai jilbab.” [HR. Hakim].

Freiburg ( Maaf nggak pintar foto T^T )

Wednesday, January 8, 2014

Sebuah kisah dari dia yang bertahan.

Hidup di kota metropolitan yang penuh hingar bingar kehidupan adalah suatu rintangan tersembunyi dalam diri . Setiap malam kerlap-kerlip cahaya nan elok, suara nyanyian klakson dijalanan , kegiatan manusia yang tidak ada habisnya seakan menandakan bahwa kota ini akan terus hidup tak pernah mati. Pagi hari pun dipenuhi manusia-manusia yang menjelma menjadi semut dan memenuhi seluruh sudut kota hingga tidak ada celah sedikit pun untuk sekedar menghirup nafas kebebasan.
Manusia-manusia dengan banyak perbedaan, kepribadian dan strata berlalu lalang mencari tempat mereka seharusnya berada , tapi pernahkah mereka menemukan tempat yang seharusnya? apakah tempat yang mereka cari benar-benar ada? ataukan tempat yang mereka cari itu adalah sebuah khayalan semata?
Kota yang tak pernah mati, itulah tempat aku berpijak saat ini. Dengan segala kemudahan dan keindahannya telah menyihir semua orang untuk datang hanya sekedar bertamu atau mengadu nasib. Mencari keuntungan dari setiap sudut kota, mencari tempat yang layak untuk disinggahi dan mencari siapa jati diri yang sebenarnya. Haruskah mengadu nasib di tempat ini? adakah tempat yang cocok untukku disini? haruskah aku meninggalkan semua yang aku miliki, harga diriku hanya untuk tempat ini? .Pertanyaan-pertanyaan terus berkecamuk dalam diri ini tak kala tahu semua keindahan hidup di kota ini adalah sebuah kebohongan. Kebohongan yang telah di buat oleh mata manusia yang dengan egoisnya menggerus kejujuran hati.
Sejenak aku berpikir, hidup disini enak ya . Segala yang aku butuhkan ada tapi entah kenapa hal itu seperti imajinasiku semata tak ada yang bisa aku raih dan yang aku miliki hanya kedua tangan kosong.Tangan yang terus berusaha mengaisi-ngais rejeki bahkan di tempat yang tidak pernah dijamah hati nurani manusia.
Ternyata.., tak ada tempat untukku disini, tempat yang aku cari tidak ada, apakah aku kembali saja? kembali ke kehidupan awalku, tapi aku telah mengorbankan segalanya hanya untuk kota yang penuh kelicikan,Aku malu.., malu untuk kembali ke kehidupanku yang sebenarnya. Aku ingin keluar , keluar dari kota yang penuh tipu daya ini dengan segala ego dan keangkuhannya.
Sekarang yang aku  tahu aku harus bisa bertahan tak boleh aku menyerah . Hidupku ada di tangan-Nya , jika ini memang jalanku Dia akan memberi kekuatan dan jalan keluar selagi aku berusaha dan berdoa. Dia mencintai manusia, selagi manusia mau bertobat kepada-Nya dan menjadi seorang pribadi yang lebih baik. Ini aku dan ini hidupku.

Sunday, January 5, 2014

First time writing on Blog

         Okay, This is my first time writing here, actually I don't know what I should write here. But , I think sometimes it's important to share my thoughts about everything. I'm not a talkative , for me it's better to write about what has just happened in my life.

I really love this, I think this's my best drawing ever
Copyright © EnnLaw | Floating Leaves template designed by ennyLaw | eLaw's Design